Rabu, 06 Maret 2013

"Bersahabatlah!"

Tulisan ini sebagai bentuk apresiasi yang saya tujukan kepada teman, kawan, ataupun sahabat saya di luar sana yang begitu luar biasa keberadaannya untuk saya. Mungkin bagi kebanyakan orang...teman, kawan, atau sahabat memiliki makna yang berbeda, ya..memang benar, sahabat memiliki makna yang begitu berarti di dalam hidup setiap orang. Tapi terkadang saya berpikir, yang membedakan makna tersebut ialah cara dia berteman kepada saya. Bertemanlah dengan siapa saja tanpa pandang bulu dan tanpa pilih-pilih, dengan yang tua dan muda, laki-laki atau perempuan, hitam-putih, dan sebagainya. Tapi harus diingat, dalam interaksi sehari-hari dengan teman, kita juga harus pintar-pintar dalam memilih dan memilah mana positif dan negatif. Jadilah teman yang mampu menjadi sahabat untuk orang lain tanpa kita sadari. Sahabat, satu kata berjuta makna. Dengan sahabat, kita bisa melewati banyak hal, kita bisa berbagi dalam apapun, hidup menjadi lebih berwarna, dan puncaknya mungkin suatu hari nanti kita akan berjodoh bahkan menikah dengan sahabat (lawan jenis) kita, dan masih banyak lagi hal yang dapat kita lakukan bersama sahabat. Entah apa jadinya bila di dunia ini tidak ada persahabatan? Mungkin saya tidak ada di bumi ini. Sadar atau tidak, terkadang benda mati juga bisa menjadi sahabat kita, dan bagi saya "jamban" adalah sahabat, tempat mencari inspirasi, mengolahnya menjadi kumpulan gambar bergerak dalam syaraf-syaraf otak, kemudian diterjemahkan melalui lisan, tulisan, atau visual. "Jamban" itu tempat membuang dan mendapatkan. Sama halnya dengan (jatuh) cinta, persahabatan adalah sebuah kesanggupan yang tidak mampu dijabarkan dengan logika. Ibaratkan saja sebagai sebentuk kasih, kita bicara rasa. "Kangen aku rek", bagai ungkapan mahakarya. Sahabat adalah salah satu faktor sederhana yang membuat saya terus tersenyum sepanjang hari, dengan semenit pertemuan dan secangkir senyuman. 
Dear sahabat..
Aku mungkin tidak akan selalu membenarkanmu, atau memaki mereka yang kamu anggap hina..
Tapi yakinlah, diantara ribuan tawa yang menyertai bahagiamu, aku akan duduk di sini, menjadi pelampiasan amarahmu, menangis bersamamu..
Yakinlah, setelah kamu pergi dengan alasan kita tak sejalan, aku disini telah menyiapkan coklat hangat dan kue favoritmu, karena aku tahu, ketika tersedu kamu melahap keduanya..
Dear sahabatku,
kamu boleh memakiku,
tapi jangan berpaling pada mereka yang semu.

Untuk para sahabat saya di bumi ini, terima kasih saya ucapkan kepada kalian atas persahabatan yang terjalin selama ini. Saya sangat bersyukur memiliki banyak sahabat seperti kalian. Semoga persahabatan ini tidak berhenti sampai disini, semoga tali persahabatan ini akan terus terbentang sampai jasad terkubur oleh tanah. Dear sahabat,...Pelukku lebih hangat dari autotext.

"Pengetahuan tidak dapat menggantikan persahabatan. Aku lebih memilih untuk menjadi idiot daripada kehilanganmu." - Patrick Star

 brian bima, 6 Maret 2013, 01.34am.

Diberdayakan oleh Blogger.