Rabu, 22 Juli 2015

Teruntuk Gadis Manis di Ujung Kota

Terkadang hal yang terlihat di permukaan itu kejam, tapi sesungguhnya itu adalah cinta yang mendalam. Hidup memang tidak akan pernah terlepas dari yang namanya cinta. Dengan cinta kita bisa berbagi kebahagiaan dengan siapapun. Cinta itu sangatlah sederhana. Tidak dibicarakan, hanya dirasakan, hanya dilakukan..realitanya ya seperti itu. Karena untuk mencintai seseorang dengan benar memang amat sederhana. Sesederhana dosa yang diciptakan untuk menghadirkan kebaikan, sesederhana pria yang pada akhirnya akan pulang kepada perempuan yang akhirnya menjadi tujuan, sesederhana pria yang selalu membutuhkan jawaban kepastian terhadap perempuan sebagai alasan untuk ia tetap tinggal, sesederhana pertemuan yang ditakdirkan jauh sebelum kita tahu akan sama-sama saling merindukan namun tetap diam tidak tersampaikan. Untuk perempuan di ujung kota sana, perhatikan caraku mencintaimu! Kita memang tidak selalu berjumpa, namun rinduku padamu adalah seperti harta yang selalu kujaga. Aku memang tidak selalu ada, namun Tuhan menganugerahi aku setia. Semoga kamu juga. Semoga kita sama..

Untuk kamu yang sedang dalam proses mengejar mimpi, pilihlah apa yang menurutmu benar. Walau jalan menuju ke sana memang tidak selamanya menyenangkan. Tapi apa yang benar, tetap saja bernilai mulia di mata Tuhan. Teruslah bermimpi dan pastikan kamu bermimpi yang tinggi. Karena sejatinya pemimpi yang handal adalah yang menjadikan mimpi sebagai alasan untuk bangun di esok hari. Mimpi akan memperkenalkanmu pada nyali. Hidup adalah rejeki yang hanya dilimpahkan pada mereka yang berani bermimpi, berusaha, dan berpasrah. Tapi jujur, aku tidak sedang bermimpi untuk mencintai kamu. Aku sangat sadar untuk merasakan hal ini. Ragaku memang tidak selalu ada, namun doa-doaku atasmu selalu setia. Inginku sederhana saja, aku ingin berdua denganmu duduk santai sambil menggenggam secangkir minuman hangat, kamu dengan kopi hitammu, aku dengan kopi hitamku.

Perhatikan caraku mengingatkanmu tentang segala hal yang kamu anggap tidak penting. Apakah sudah sanggup kamu rasakan, bahwa ada yang begitu rela meluangkan waktunya untuk sekedar menghindarkanmu dari lupa. "Jangan lupa sarapan". "Jangan lupa makan siang". "Jangan lupa sholat". "Jangan lupa pakai jaket, cuaca sedang tidak bersahabat". "Jangan lupa mengunci rumah". "Jangan lupa minum air putih yang cukup".

Perhatikan caraku mendoakanmu. Tapi mungkin nanti Tuhan akan membantumu. Karena hanya Dia yang Maha Tahu. Tuhan, lindungi dia dimanapun dia berada. Mudahkan lah segala urusannya. Ringankan langkah kakinya. Lapangkan dadanya. Perbanyaklah rezekinya. Dan bahagiakan lah dia.

Perhatikan caraku mencintaimu. Semoga kamu tahu, itu lebih besar dari cintaku pada diriku. Apakah ada yang salah dengan itu? Tidak.
Karena cinta yang benar adalah benar.


brian bima 04.20 am

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.