Seperti kata orang, tak ada yang lebih jujur dari cermin di atas air, dengan begitu bisa dikatakan bahwa sejatinya jujur dan dusta saling bertukar-hinggap sampai tertangkap dengan lepas di atas cermin yang biasanya berisi materi.
Manusia adalah makhluk berkaki yang suka bekerja, dimana bekerja adalah sebuah ibadah yang selalu dilakukan manusia untuk mencapai "surganya". Mungkin kita pernah mendengar ungkapan "Pohon yang ditelanjangi" yang biasa diterjemahkan sebagai kerasukan akan keserakahan yang abstraksi di antara pola pikir hiperbola manusia, pola pikir inilah yang ternyata membuat manusia malah saling memaklumi bahwa korupsi kini adalah kegiatan menawan yang menempatkannya sebagai pemuasan akan kehausan dalam menafkahi keluarganya di kantong depan.
Lalu timbulah pertanyaan untuk siapakah manusia tipe tersebut berpatuh? Manusia mencoba melakukan pematuhan melainkan agar terlihat rapi di atas kursi jati dengan saling menghakimi, dan secara harafiahnya kursi jati analogikan sebagai fantasi bagi manusia untuk menunjukkan eksistensinya, karena barangkali saja dengan eksistensinya manusia bisa berilusi ala sains yang belukar dengan saling dan mengagumi materi yang sebenarnya belum tentu hakiki, alih-alih ingin mencapai ejakulasi duniawi tetapi malah mati suri di usia dini.
Karena ketika semuanya sudah berubah menjadi makhluk sejenis peri maka yang terbilang kekal hanyalah materi. "materi diri".
Umpamanya pada cermin yang buram, pastilah tak akan menghasilkan pantulan yang jelas, hanya fantasi yang berkelok-kelok berdasarkan imajinasi fiktif yang keterbelakang, sosoknya pun tak akan jelas, hilang arah bahkan tak tau dirinya siapa?
Jika kita selalu menenggarai siapa diri kita, lalu mencoba memvisualisasi jati diri dalam bereksistensi, yang terjadi tak khayal si pelaku selalu berperilaku frontal, karna biasanya cermin yang digunakan pun tak sesuai dengan pantulannya, bayangannya saja berwarna pelangi, itu jelas menegaskan bahwa konsistensinya hanya setengah-setengah. Susah memang tapi selalu kaya akan fantasi.
"MafiaHukum, Hukum Saja. Karena Hukum Tak Mengenal Siapa." - brian bima
brian bima, 24 Feb '13, 05.24pm
0 komentar:
Posting Komentar